Jika
langit terus mendung tanpa memastikan hujan akan turun, akupun tak dapat
memastikan sampai kapan rindu ini akan tertahan, kapan rindu ini akan mengering
atau kapan aku dapat menerobos sekat-sekat waktu untuk mengikisnya. Kering sudah
hamparan hati yang tak kunjung dipeluk angin, tak kunjung dicium ribuan rintik.
Sesaat rasanya aku masih mendengar hembus nafasmu yang sepoi membawa sedikit
asa untuk kurengkuh. Jelas, bukan aku telah hilang kendali, tapi ini hanya
sedikit kelemahanku dalam menafsir kasih. Membuat semua buih-buih itu mendidih
tumpah kesegala arah. Telah kuingatkan diriku sendiri, tapi apa daya, buih itu
telah memenuhi semua saluran di tubuhku. Tanpa ampun memaksaku untuk terus
mencintaimu dalam kerinduan yang begitu dahsyat mengurungku. Ah, ini lagi yang
tak kumengerti, mengapa cinta membiarkanku mengalah untuk tetap merindukanmu
sendiri? Kenapa tak kau bunuh saja aku?