Selasa, 01 Desember 2015

Mencari Langit



“Ta, temenin aku ke bandara yuk?” celetukku pada Nita yang tengah asik dengan smartphonenya
            What? Bandara? Ngapain?” Nitapun menghentikan aktivitasnya yang begitu mainstream itu.
            “Iya bandara. Aku mau lihat langit yang ada di bandara. Mungkin masih biru.” Sontak Nita tergelak dengan alasanku barusan. Dia menutup mulutnya dengan tangan kanan dan menepuk-nepuk pundakku dengan tangan kirinya.
            “Aduh, Sa! Kamu udah kena gejala rabun atau apa sih? Ga ada lagi langit biru.

RANI



Terik matahari siang itu kian menambah garis-garis kasar khas kerutan di wajah Pak Jono. Menambah tetesan peluh di sekujur tubuhnya yang memang telah basah sejak ia mulai mendorong dagangannya  dari rumahnya yang berjarak 4 km dari tempat ia berdagang sekarang. Tubuhnya yang tidak begitu kekar terlihat masih cukup kuat untuk melakukan aktivitas yang berat sekalipun. Walaupun sesekali ia nampak memutar-mutar pinggang dan memukul pundaknya yang mungkin kram. Hanya satu hal yang tak pernah terlihat letih kulihat darinya,

Spirit Baru Sarjana (Guru) Muda



Guru merupakan fasilitas terpenting dalam lingkup pendidikan. Ketiadaan guru akan menjadi tembok penghalang bagi ilmu pengetahuan untuk sampai ke manusia. Jika sebuah majelis pendidikan kekurangan guru maka proses transfer ilmu yang diperlukan masyarakat luas itu akan berjalan tidak sempurna. Ini merupakan dampak dari ketiadaan guru. Apa penyebabnya? “Imcomplete Distribution”. Data Pemetaan guru dari BPSMP-PMP Kemendikbud (2011) melampirkan bahwa penyebaran guru masih sangat sentralistik. Di perkotaan,

Dua Minggu menjadi Pengajar Muda *Bukan Pahlawan



Awalnya, saya tak mengira bahwa perjalanan yang akhirnya menjadi pengalaman terbaik saya berawal dari sini. Dulu saya pernah berharap atau yah bermimpi menempuh perjalan mewah ke sebuah negara kaya raya di dunia. Negara yang terkenal dengan teknologi hebatnya, arsitektur cantiknya serta sejarah hebatnya. Jerman, yah negara inilah yang pernah saya jadikan mimpi besar untuk saya raih. Namun, Tuhan memberi saya sebuah pengalaman yang tak ternilai harganya. Mungkin akan lebih menarik dari perjalanan saya ke Jerman nanti, hahah.
            Siang itu, saya sedang on line di salah satu jejaring sosial langganan.