Kamis, 28 Januari 2016

Deadline 26

Quaility time dengan Tuhan malam ini masih membicarakan si dia. Ini sudah tahun kedua aku serius membicarakannya. Bukan apa-apa, tapi waktuku tak banyak. Deadline hanya tinggal 6 bulan lagi, tepat ulang tahunku ke 26.
"Nah, Ina umur kamu bentar lagi 26 tahun kan? Kamu juga udah lulus S2. Tahun ini kamu harus nikah! Deal." Tepat enam bulan sebelum ulang tahunku, bukannya kado yang kudapatkan tapi tagihan hutang.

Rahasia Suara

           Malam ini kulangkahkan lagi kaki ke bangunan ini. Entahlah, masih ada yang mengerumun di pikiranku. Toh memang aku belum mendapatkan jawaban apa-apa.
Gelap. Pandanganku hanya dibantu oleh cahaya senter telepon genggam dan beberapa ingatan yang masih tersimpan saat beberapa kali aku ke sini.

Sabtu, 16 Januari 2016

Takut?

"Ji, katanya ada bom di deket rumah kamu?"  Lengkingan suara Rere di seberang telepon sana bisa buat gendang telinga trauma.

"Ih, gak teriak-teriak gitu bisa ga sih, Re?" Kujauhkan ganggang telepon sambil mengusap-usap bagian terluar telingaku.

Ya, kemarin sebuah petaka menimpa negeriku. Bom meledak di dekat salah satu kedai kopi ternama.

Minggu, 10 Januari 2016

Persimpangan

Pagi ini masih ada sisa pesta semalam. Ada sampah, baik di tanah ini juga di langit. Aku suka kembang api. Tapi semalam aku memilih untuk tetap fokus pada muhasabahku sendiri. Bagaimana timbangan pahala dan dosaku sekarang? Apakah sudah ada kemajuan? Disampingku, ada adik perempuanku yang masih nyenyak bergumul dengan mimpi. Entah jam berapa ia pulang setelah merayakan tahun baru dengan teman-temannya. Aku membiarkannya saja, toh kami punya keyakinan yang berbeda.