Selasa, 29 Maret 2016

Elegi Bangku

Dua tahun sudah aku tak pulang ke rumah. Ada semilir rindu namun duka masih terasa. Rumah beserta isinya hanya menjadi pompa luka lama.

Ibu terus bermenung di bangku tua peninggalan ayah itu. Ia tak banyak bicara, hanya sesekali seperti bersandar pada sesuatu. Mungkin ayah sedang mendatangi ibu. Lain waktu ibu bersenandung dendang lawas kesukaannya. Tanpa ekspresi, namun pipinya basah begitu saja.

Jelas ayah yang salah telah mendustai ibu. Bermain dengan wanita lain di bangku istimewa itu. Bangku yang bertulis cinta selama hampir 25 tahun. Ibu tak kuasa cintanya dibagi, langsung mendorong ayah ke tanah. Batu-batu tamanlah yang menerima benturan kepala itu dengan keras. Apa daya, nasi telah jadi bubur, nyawa tak bisa dibawa kembali.

Mungkin penyesalanlah yang ibu rasakan tiap hari. Seperti sedang menunggu penerimaan maaf di bangku penuh elegi itu.

Kini rumah itu telah kosong. Bangku itu kubiarkan lapuk di makan waktu, walau ingatan selalu terpatri dengan kuatnya.

Senin, 28 Maret 2016

Kulkas *tantangankakcici*

Jadi ceritanya beberapa hari ini lagi malas banget nulis. Trus dikasih kata kunci KULKAS. Jadilah ini hasilnya. Makasi ya Kak Ci 😍😚

Kulkas

"Ji, gila ini cuaca panas banget ya."

"Yaiyalah, ini lagi summer, Ta."

"Ya gue tahu, Ji. Tapi ini parah banget. Lo ga kepanasan jilbaban gede gitu? Tebel lagi 😐"

"Elu ga tau ya? Ini kulkas gue loh, Ta."

"Kulkas apaan? Ngarang aja lo 😐"

"Iya kulkas. Sekaligus sunblock buat gue. Lo liat dong, dari atas sampai bawah ketutup semua? Panasan mana gue yang terlindung dibandingin elu?" *kibashijab*

"Iya ... kelindung elu lah. Tapi kan gerah."

"Tau dari mana ini gerah? Udah nyoba apa mau gue cobain?*terkekeh*

"Kelihatannya gitu ..."

"Eits, dont judge a book by its cover!" *melet-melet*
Sejuk tau dibalut gini. Adem. Kaya lagi di kulkas"

"Ah, serah lu deh, Ji." *berlalu*

Militan di Tanah Jawa Part 1

Well, bicara pengalaman pasti banyak banget yang udah aku lalui selama hampir seperempat abad ini. Nah kali ini aku bakal share pengalaman aku waktu berkunjung ke tanah jawa. Baidewai aku dari Pekanbaru, Riau. 😄

Juli 2012, perjalan ini aku laluin bareng senior cowok aku berinisial RH. Ini bukan liburan sih ya, kita punya acara Teater di Purwokerto. Kita berangkat siang dari Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru menuju Bandara Soekarno Hatta Tanggerang.

Perlu aku kasih info seniorku ini nge-push aku buat jadi militan di tanah orang. Jadi, apa-apa aku yang disuruh nanya. Wkwk. Sampai di bandara kita lanjut perjalanan ke salah satu kampus teater di Jakarta Selatan, tepatnya Teater Unggun di Kampus USNI (Universitas Satya Negara Indonesia). Kita stay satu malam di sana, tidur di sekre Teater Unggun bareng anak Medan.

Sebenernya kita udah dibagiin kelompoknya, harusnya sih waktu itu kita stay di UNJ. Tapi karena di USNI rame anak Medan sesama Sumatra, doi berat ke USNI. Eh, tau-tau malamnya doi main sendiri ke UNJ ninggalin aku. Bukannya apa-apa, aku ya banyakan juga baru kenal, selebihnya kenal di medsos.

Besoknya, bg Qway dari unggun bela-belain nganterin aku ke UNJ karena tiket kereta aku ya dari UNJ. Pertama kali dong naik transjakarta waktu itu. Gilak! Ampun ini rame banget 😂 badan aku yang kecil ini ya habis didesak-desak pas antrian. Untung bg qway sigap, aku berasa adek-adek banget. Haha.

Sampai di UNJ, aku ngeluh ke seniorku itu. Reaponnya cuma ngakak doang. Ppft. Nah berangkat dong kita ke stasiun senen kalo ga salah ya. Kereta lepas landas *pesawatkali* jam 9 dan nyampe Purwokerto jam 5 pagi. DINGIN! Purwokerto ajib dinginnya. Bukittinggi mah kalah 😂

Nah di Purwokerto kita nginap di STAIN Purwokerto. Acara berlangsung seminggu, nah aku dan seniorku juga bakal mentasin sebuah naskah monolog. Aku Sutradara dan doi aktornya. Of course, kita ga bisa nyelesein ini berdua doang. Kita minta bantuan dari segala penjuru Sumatra paling utama. Hahah.

Di sini, militan aku diuji lagi. Hampir semua perlengkapan aku yang urus. Robek-robek koran segunung sampai karet-karetan, lari sana lari sini, beli ini beli itu. Bahkan aku sampai diajakin ke Unsoed sama LO.

Tibalah hari pementasan. Aku di depan ngurusin musik, temen-temen dari Medan ngurusin cahaya dan lainnya juga ada bantuan dari temen-temen Jakarta. Disampingku ada si Abdu dari Medan yang bantuan rekaman. Well, I was so touched waktu itu. Terharuu banget 😢

Walaupun bisa dibilang 'kacau' tapi issue yang kita bawa ke panggung waktu itu jadi buah bibir. Selain kami, ada 30an pementasan lain selama seminggu itu. Puas deh nonton tiap hari 😃

"Lo dateng sendiri, Nis? Keren!"
"Ma yang lain? Ndak ikuik? Bagak yo!"

Itu beberapa ocehan temen-temen yang aku temui usai pementasan. Berasa superwoman banget dah ah. Haha

Penggerak Hati

Wajahnya mulai berubah sinis tatkala aku mengatakan hal yang sejujurnya. Matanya menyeringai bak baru bertemu mangsa. Padahal sudah kuminta untuk tidak marah, tapi kurasa dia gagal menahan amarah.

"Pembohong!" Itu yang terus ia mantrakan kepadaku. Aku hanya tertunduk lemah. Memang aku yang salah, aku tak memberitahukan padanya lebih dulu perihal 'kecelakaan' itu.

Ratna, perempuan itu adalah korban. Aku menemukannya tergeletak di tepi jalan dengan perut membuncit. Segera kubawa ia ke rumah sakit. Setelah memastikan itu mendapatkan perawatan, bergegas kucari pintu keluar. Namun takdir berkata lain, raungnya malam itu menahan langkahku seketika.

"Ayah ... Ibu ... aku ingin ikut kalian!"



#tobecontinued

Rabu, 23 Maret 2016

Reflection in Phuket

Pada tiap keindahan yang Tuhan ciptakan ada milyaran rasa syukur yang mekar. Kita jauh dari sempurna tapi kita yang terbaik.

Aku telah menemukan kebahagiaan dari diriku sendiri. Bagaimana aku bertahan, berjuang, lalu melakukan kesalahan dan memperbaikinya adalah bentuk kebahagiaan yang haqiqi.

Jodoh bukan sekedar pasangan hidup, tapi juga orang tua, saudara, teman, mantan, tempat bekerja termasuk tempat liburan bahkan musuh sekalipun. Bertemu laut, pantai, sunset, hiruk pikuk dan ketenangan juga bagian dari jodoh.

Langkahmu adalah lika-liku pertemuan. Senja kala itu juga hasil dari keberanian langkah.

Lalu ke mana lagi langkah itu akan aku ayunkan? Jodoh seperti apa lagi yang akan aku temukan? Kebahagian apa lagi yang akan kita buat?

Maka rangkailah rasa syukur dengan ibadah yang lurus dan taat.

Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Taken at Patong Beach, Phuket -Thailand

Selasa, 22 Maret 2016

Awal Musim Panas

Serumpun doa disemai pada tanah kering
Bocah-bocah berkeliling bersalawat
Pada langit yang mengetuk kemarau
Dia menjanjikan basah akan pulang nanti

Bangau mengepak meminta air
Sadar paruh kian lusuh
Kerbau berendam dalam gersang
Mengibas ekor yang kian kaku

Sebelum cahaya
Ada kilat sebagai penanda
Ada angin yang menguat
Pada waktu yang makin singkat
Biar hujan jadi pengikat

Allahumma shoyyiban nafi'an

My Favourite Book!


Buku favorit? Punya dong!

Buku favoritku adalah bagian dari cita-citaku dan cita-cita tanah air. Buku yang menjadi penyemangatku bahwa selalu ada jalan berbuat kebaikan. Selalu ada jalan untuk membahagiakan orang lain. Paling utama adalah masih ada senyum-senyum polos anak-anak yang harus kita pelihara dan jaga dari kebobrokan dan demoralisasi negeri ini.

Buku favoritku adalah kumpulan kisah-kisah manis dari ujung negeri. Kisah-kisah yang akan membuat kakimu resah karena hanya berdiam diri. Kisah yang akan memompa genangan di pelupuk matamu. Kisah yang akan membuatmu bersyukur mendapat kehidupan yang lebih baik.

Buku favoritku ditulis oleh pemuda-pemuda luar biasa dari seluruh negeri. Pemuda yang dengan ketulusan hati mau bergerak ke pelosok negeri, memberi semangat dan ilmu untuk anak-anak lucu itu. Pemuda yang melepas segala kemewahan untuk hidup sederhana di batas-batas negeri.

Buku favoritku adalah Indonesia Mengajar. Buku yang membantumu mengenal akar rumput. Buku yang mengingatkanmu tentang "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" salah satu janji negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Kita punya andil besar dalam pelunasan janji ini.

Buku favoritku adalah jendelaku menjelajah negeriku sendiri. Aku pastiin kamu bakal ketagihan baca buku ini. Sebentar kamu bakal tertawa, menangis, atau bahkan merasa iri karena belum bertemu anak-anak lucu itu.

Aku sendiri? Tak perlulah ditanya.

Kamis, 17 Maret 2016

ESTP vs INFJ (Part 3)

Pintu kamar kututup rapat-rapat. Masih terbayang olehku tumpukan balon itu. Ben terus mengetuk pintu kamarku sambil memohon maaf.

"Ta... Kamu marah ya? Maafin ayah Ben ya. Ayah Ben ga tahu kamu segitu takutnya sama balon. Ta... Buka pintunya dong?"

Aku diam saja. Kututup telingaku rapat-rapat dengan earphone. Kunaikkan volume suara yang paling tinggi. Tak kuhiraukan lagi Ben di luar sana.

Keesokan pagi, aku bangun masih dengan bayang-bayang balon itu. Matahari masih tertutup tirai biru di jendela. Ah betapa aku mencintai pagi dengan cerahnya, bau tanah-tanah basah disiram embun juga sisa-sisa angin semalam.

Segera kulangkahkan kakiku menuju pintu. Aku butuh mandi untuk menyegarkan pikiranku. Klik. Pintu terbuka dan kudapati seseorang tergeletak di depan kamarku.

Ben?

Rabu, 16 Maret 2016

Level Tertinggi Persahabatan

Ada yang bilang level tertinggi persahabatan itu bully-an. Aduh please, yang namanya bully-an itu ga pernah ada baiknya apalagi sama sahabat sendiri. Asli ga lucu.

Kita hidup bersosial karena manusia ga bisa hidup sendiria. Manusia itu tempatnya lupa dan khilaf. Jadi manfaatnya bully-an terhadap lupa dan khilaf itu apa? GA ADA.

Alangkah bahagianya punya sahabat yang dengan sopannya mengajak, “Sholat, yuk!” bukan yang, “Ceile alim bener lu!”

atau

“Katanya lu mau lanjut S2, belajar gih!” bukan yang, “Ngapain lu lanjut? Udah nyantai aja!”

Kita udah dibiasain sama hal-hal yang seharusnya ga dibiasain. Padahal siapa sih yang ga seneng disopansantunin sama orang? Tapi kita suka milih dikasari, dibully. So weird.

Sahabat itu punya porsi sendiri di akhirat. Bisa jadi syafaat bisa jadi mudharat. Syafaat bagi mereka yang selalu saling mengingatkan dan mudharat bagi mereka membiarkan kesesatan.

Ayo biasain yang baik biar hidup juga lebih baik. Bersahabatlah dengan baik, ingatkan yang baik, nasihati yang baik dan semua dilakukan dengan cara yang baik.

Dear, sahabat-sahabatku yang sedang berjuang memperbaiki diri. Uhibbuka fillah.

Selasa, 15 Maret 2016

ESTP vs INFJ (Part 2)

Pukul 12 tepat. Kudengar suara mobil ibu yang baru memasuki garasi. Sebenarnya Ben sudah mengajakku bergabung pada acara anniversary itu, tapi aku merasa tak nyaman. Kupilih untuk tetap berada di kamar melanjutkan tulisan-tulisanku yang terbengkalai.

Beberapa menit kemudian, kudengar teriakan Ben, "Happy Anniversary, Istriku!" begitu katanya. Entah bagaimana ekapresi ibu. Dulu dengan almarhum ayah, ia tak pernah mendapat hal seperti itu. Maklum, ayah juga seorang introvert akut sepertiku.

Aku tak mempermasalahkan apapu keputusan ibu. Apalagi perihal Ben, toh dia pria baik. Pendapat orang? Tulisanku bahkan lebih penting untuk diurusi.

"Ta ... Renata ...?" seseorang mengetuk pintu kamarku. Suara ibu.

"Kamu belum tidurkan? Sudah disimpan dulu tulisanmu, kemarilah!"

Aku tidak mengeluarkan sepatah katapun. Kulangkahkan kakiku ke pintu. Krik! Pintu kubuka selebar dua mata.

"Aaakkk!" sekumpulan balon terhampar di depan mataku! Terlihat senyum sumringah Ben di balik tumpukan balon.

#tobecontinued

ESTP vs INFJ Part 1 bisa dilihat di sini
http://sheswritten.blogspot.com/2016/03/estp-vs-infj.html?m=1

Senin, 14 Maret 2016

ESTP vs INFJ (Part 1)

Lagi-lagi ia membawa balon-balon itu ke rumah. Padahal sudah kubilang kalau aku tak suka balon. Aku tak suka gelembungnya, seperti bom waktu. Aku tahu pria ini, dia hanya ingin melakukan sesuatu untuk menyenangkan ibu. Walaupun baru satu tahun mereka hidup bersama. Tapi pria ini sudah lebih dari 365 kali mencari cara beromantis ria dengan ibu. Mungkin karena perbedaan umur yang cukup jauh, 12 tahun. Ya, pria muda ini adalah ayah tiriku, suami brondongnya ibu.

Ben, kudengar itu namanya. Pria dengan paras kebanyakan ini adalah mahasiswa ibuku di perguruan tempatnya mengajar. Entahlah apa yang terjadi hingga mereka bisa seperti sekarang. Ben, dengan potongan rambut ditarik ke belakang, mata bulat, hidung sedang dengan tahi lalat di dagu adalah pria dengan tipe kepribadian ESTP yang sangat berbeda jauh denganku yang INFJ. Sudah beberapa kali ia mengajakku mengobrol, aku hanya diam kemudian bergerak menjauh menuju kamar, duniaku.

Hari ini entah usaha yang ke berapa ia ingin merayu ibu. Hasrat jiwa mudanya tak dapat dibendung. Ia memasang semua perlengkapan sendiri. Apa lagi ini hari ulang tahun pernikahan pertamanya. Banyak sekali yang ia tanyakan padaku. Aku bisa jawab apa, seorang gadis berumur 16 tahun.

Kudengar ibu akan pulang telat hari ini. Sebenarnya seperti biasa. Ibu benar-benar pekerja keras. Ia juga seorang pengusaha. Diumurnya yang ke 37 ini, entah pesona apa yang ia miliki sampai mendapatkan si brondong.

#to be continued

Sabtu, 12 Maret 2016

Mengadu Pada Kopi

Senja,
Bukankah sudah lama kita tak menyeruput bersama?
Menyibak kepulan asap di atas cangkir porselen

Kau masih ingat baunya?
Aku masih
Seperti aroma tanah selepas hujan
Candu

Kita bersedia menunggu hingga dingin
Sedang kita beradu aksara tanpa henti
Melambung asa bersama aroma yang mengikat

Pada pekat kopi pagi
Kuadukan rinduku
Semakin pekatlah ia
Semakin pahitlah ia

Senja,
Aku pulang padamu
Pada hari setelah hujan

Thailand, 12316

Jumat, 11 Maret 2016

Kopi Masih Sendiri

Hujan berhenti
Kopi masih hangat sendiri
Kita lupa menyapa diri

Kau duduk menatap jalan sepi
Kutatap kau yang hening
Semburat merah jambu mewarnai pipi
Kau berpura-pura jauh

Kopi ini pahit
Diam ini pun menjerit
Serenade bernada sakit

Kau duduk menatap langit kelabu
Menunggu yang meracau pilu
Padahal aku masih menunggu

Kopi masih hangat sendiri
Mengepul sendiri
Menunggu kauusap jadi dingin

Kamis, 10 Maret 2016

Cuap-cuap Tips Nulis Ala Gue

Kali aku bakal share tips2 menulis yang GAK BAKAL GUNA kalo ngga dikerjain.

1. Membangun kebiasaan. Ini serius yang paling penting dari semuanya. Selagi menulis belum kamu jadiin kebiasaan. Kamu ngga bakal sampai ke pucuk rasa dari menulis... eeaaa

2. Ga perlu nunggu kamu tau semua. Yaelah nulis nunggu pinter kapan jadinya? Bener kan? Tulis aja udah. Salah nanti kita perbaiki. Kurang kita tambahin, berlebih ya dikurangin. Pas? Ya bagus!

3. Percaya Diri. "Ih tulisan gue apaan sih ni?"
Yaelah ngapain nilai tulisan sendiri? Cape deh 😂 ibaratnya kamu ngerjain ujian trus kamu ceklis2 sendiri. Jangaaaan. Kasih ke temen sebelah. Tanyain, "tulisan gue ancur banget yak?" Wkwk

Mau menulis apapun namanya tetep nulis. Kamu nulis 1 quote sehari udah bagus banget. Nulis chat, curhat, ide, apapun itu. Biar cuma sekalimat dua kalimat. Yang penting nulis.

Biasain nulis ngga perlu langsung tiap hari. Mungkin awal sekali seminggu, lanjut 3x seminggu, terus tiap hari. Kalo udah ketagian 5 jam sekali tangan kamu bakal gatal buat nulis.

Nah bicara kata 'MENARIK'. Sebenernya ini relatif banget. Tiap kita punya ketertarikan yang beda-beda. Misalnya aku ngga suka baca tere liye. Di luar sana pasti juga ada yang ngga suka baca Tere Liye. Percaya deh. Nah itu mungkin tulisan kamu ngga menarik buat kamu, tapi menarik buat aku.

Menulis tetep harus dibarengi sama belajar. Belajarnya apa? Membaca. Ngga harus cerpen atau novel yang fiksi. Sesekali perlu baca non-fiksi. Kali aja nemu kosakata yang bisa ramein fiksi kamu.

Maka dari itu kita butuh teman untuk belajar. Plis jangan stres sendiri ngerasa tulisan 'gak wow', Kasih ke temen. Kasih ke mereka yang suka atau ga suka baca.

4. Jangan takut bertanya!
Jangan malu nunjukin karya kamu! Minta kritik sepedas2nya sampai kuping kamu gerah. Biar kamu punya alasan buat terus perbaiki karya kamu.

Terakhir!
5. Jangan Menyerah! *Dmasivkeleess

Eit jangan salah! Banyak yang ngerasa ga maju2 dalam nulis eh akhirnya masukin cintanya ke kardus. Padahal kalo cinta mah diperjuangin 😄 eeaaa

Nulis itu katanya bukan cuma pake teknik tapi juga rasa. Sama kaya nyanyi. Teknik udah oke eh feelnya kosong. Siah siaaah sajaaah. Nah itu. Menulis itu mesti jujur. Yaelaaah. Makanya katanya lagi nulis itu butuh riset. Jadi bukan sekedar nulis tapi ngerasain langsung 😄

Ah iya! Paling penting ini.

Jadiin tulisan kamu sebagai hal positif bagi orang lain. Ga apa nulis tragedi, tapi tetep sisipkan amanat yang baik. Pahala deh buat kamu, InsyaAllah.

Rabu, 09 Maret 2016

Bicara Cinta

Cinta pada hakikatnya adalah kebijaksanaan. Mencintai menjadikan kita jadi lebih bijaksana. Mampu mengolah setiap rasa yang mengikat semakin erat.

Cinta tak selamanya tentang melepaskan. Jika benar, apa aku harus berhenti menulis?

Cinta pada hakikatnya memberi. Membuang jauh-jauh hasrat berharap kembali apalagi memiliki. Toh cinta yang baik akan menemukan rumahnya sendiri.

Sebaik-baiknya cinta adalah mencintai-Nya dan dicintai-Nya. Meminta doa-Nya selembut-lembutnya rasa pasrah.

Ah, mencintai itu kata kerja jadi harus dikerjakan. Entah dalam kata, gerak apalagi doa.

Selasa, 08 Maret 2016

I am ... a ...

Well, I never let myself openly introduce 'who am I?'
I let everyone find, guess, know even judge me freely.

For your information, I am kind of human who spontantly change her attitude, gesture or even her behaviour based on 'where am I'

No! I am not what you are thinking!
I am not people with Multiple Personality Diorder (DID) *lol

Next,
I AM BLOODY as MINANGNESE but ORIGINALLY BORN and 'GROW' UP in Pekanbaru, Riau.

I like watching than reading actually. 
But I like writing than watching. Hahah. *uselessinfo

I used to have an everlasting dream.
Being a Reporter. Why?
I think (until now) I have a good voice. Huahahah.

Ok. We continue in Bahasa.
Secara fisik, alhamdulillah saya dilahirin dari keluarga dengan ukuran tubuh sedang. Secara psikis, saya adalah orang yang moody. Serious! I can express that 'mood' on my face.

Saya tipe kepribadian Extrovert. Suka sekali bergaul, berorganisasi, dan kegiatan yang bersentuhan dengan manusia dan alam. Sampai di jenjang kulaih pun, saya sangat aktif berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Penyuka seni, terutama musik dan teater.

Ada satu keinginan saya yang baru 5-6 tahun ini saya catat di memori. Ikut Indonesia Mengajar! Iya, datang ke pelosok buat ngajak main anak-anak di sana. Tapi kemarin lamaran saya ditolak 😂

Tentang kehidupan?
Dulu sekali, saya paling malas pasang target hidup. Lelah. Terus-terusan tukar tambah *barangelektronikkali* target hidup buat ke depan. Karena semua yang saya jalani sekarang sungguh jauh dari apa yang saya bayangkan. Ini lebih buruk atau lebih baik? Saya ngga tau, toh saya belum jalanin hidup yang lain.

Nah, sekarang target saya yang paling utama adalah 'bersyukur'. Why? Kita ini makhluk kesayangan Allah. Mungkin Allah mainin hidup kita? Impossible. Nah makanya, manusia hanya bisa berencana selamanya. Berencanalah sebanyak-banyaknya, sisanya? urusan-Nya.

Aduh udah ah, udah semampu saya ini nulisnya. Semoga ukhuwah menjadi penolong kita di akhirat nanti. Amin.

Annisa Fitri

Senin, 07 Maret 2016

Rindu Hujan

Aku tak pernah mempercayai hujan sepenuhnya.
Ia yang datang tiba-tiba.
Menghilang begitu lama.
Lalu kembali muncul membanjiri semangkok rasa.

Biar memuntal ingat pun,
Sedikit berbekas banyak hilang disapu kemarau.

Tak kuanggap kau ada lagi.
Ikut menghilang bersama mentari,
dalam kotak pandora membuang sunyi.


Thailand, rindu hujan.

Sabtu, 05 Maret 2016

Thank You Thailand (2)

Nah kali ini aku bakal share lanjutan perjalanan aku ke Thailand ya!

Yang belum baca serial pertama cus klik link di bawah

http://sheswritten.blogspot.com/2016/03/thank-you-thailand-1.html?m=1

Tujuannya adalah Provinsi Songhkla, Thailand bagian selatan. Masyarakat muslim dan buddha seimbang di sini.

Pada tanggal 5 mei 2015, aku dan 3 orang teman yang juga akan bekerja di sana terbang ke Malaysia. Lah kok Malaysia? Karena kita bakal ambil rute darat ke Thailand.

Turun di KLIA2, kita langsung pesan skybus ke KLIA1(11RM). Perjalanan sekitar 1 jam lebih deh. Sampai di KLIA 1 kita langsung cus pesan taksi ke Pudu Raya (15 RM), salah satu terminal di Malaysia. Petugas counter bakal ngasih print-an bukti pembayaran. Nah di depan KLIA1 kita tunggu deh taksi yang lewat, serahin kertasnya, diantar deh. Asikkan? Perjalanan cuma setengah jam kalo saya ga lupa.

Sampai di Pudu Raya sekitar jam 7an deh. Nah karena tiket bus yang dipesan berangkat jam 11 malam, ya ngalong dong kita, laper lagi.
Keliling-keliling eh di lantai 4 ada foudcourt. Dan ternyata banyak banget orang Indonesia yang julan nasi di sana. Rata-rata sih orang jawa ya. Tapi tetep ga dapet diskon. Wkwkw
Asli menunggu itu melelahkan guys. *lo kan udah biasa disuruh nunggu sa* wkwkwk

Teng! Jam 11 !

Kamis, 03 Maret 2016

Pada Rintik Pahit

Sepagi ini gerimis datang untuk kutenun jadi penghangat
Mengingatkan sorot matamu di balik kacamata yang basah itu
Warnamu sungguh tiada luntur
Malah menguapkan raksi para pujangga

Namun tidak bibirmu.
Berucap bak obat terpahit
Tak kurang bahkan dicumbu ribuan rintik

Hujan jadi perisai
kau bersembunyi di balik deras
Melambai kata tak dipinta
Bahkan dingin hanya fatamorgana

Sungguh,
jika kau berbalik pada matahari lain
Kau akan tetap kedinginan.


Annisa Fitri,
Thailand, malam mengenang

Rabu, 02 Maret 2016

Thank You Thailand (1)

Assalamualaikum Thailand!

Nah kali aku bakal bagi cerita tentang negara yang hampir 10 bulan aku tinggali. *Pengen pulang*

Oke. Bagian pertama, Kenapa aku bisa di sini?

Itu pertanyaan yang paling sering ditimpukin ke telingaku. *untung ga hati yang ditimpuk*

Baiklah, aku gadis manis yang sedang berjuang dalan istiqamahnya adalah seorang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris BP 2010 di UIN Suska Riau. The most beautiful University in Riau. Ini serius, kampus aku kece banget. Googling deh sekarang, sebelum lanjut baca.

Udah? Aku ngga bohong kan? *aku aja yang gampang dibohongin* 😂

Nah di kampus kita yang super elegan ini diisi oleh banyak mahasiswa dari negara ASEAN. Tau dong? Ada 10 negara itu. Tapi ngga semua sih ya. Beberapa dari Malaysia, Vietnam, Myanmar, Kamboja dan Thailand tentunya.

Naah dari sinilah takdir itu berawal. *takdir kita kapan dimulai?* *lah*

Salah satu temen aku tinggal di asrama kampus. Keren dong kita punya asrama! *siul2* Nah mahasiswa dari ASEAN itu banyak yang tinggal di asrama. Usut punya usut ditawari deh temen aku itu buat ngajar di sana. *singkat cerita*

FYI, aku tinggal di daerah Thailand Selatan, mayoritas Muslim di sini. Nah karenanya banyak Sekolah Muslim didirikan. Selang beberapa bulan, beberapa sekolah tertarik buat datangin guru dari Indonesia, mungkin karena sesama muslim dan gajinya lebih murah dari yang lain. *lol

Nah pas itulah aku nawarin diri buat ikut. Dua bulan setelah wisuda aku berangkat ke Thaliand. Masih fresh-graduate banget deh. Padahal waktu itu aku udah ngajar di bimbel juga sih. Tapi pernah ada yang bilang, lulus kuliah cari pengalaman dulu yang banyak baru deh cari pendapatan yang lebih.

But thats not so easy. Aku harus berjuang buat dapetin izin ortu yang galau mau lepasin anak gadis yang imut ini apa ngga 😄😄 Ditambah lagi daerah Thailand Selatan ini banyak konflik, masalah agama yang paling utama. Secara aku anak pertama dan perempuan satu-satunya. Tapi karena kita orang minang, menjadi perantau bukanlah hal tabu. Eeaa.

Nah Alhamdulillah, segudang pengalaman aku dapetin di sini. Dari semua sisi kehidupan, menjadi lebih kuat tentunya. InsyaAllah.

*Udah gitu aja?*
Nanti aku lanjutin lagi. Masih penasaran dong ya? Uhuk.
Pantengin blog aku terus!

Seluruh Jiwa

Hari pun berlalu, ayah masih menempel pada sisa kenangan yang tertinggal di dempet lusuhnya. Matanya terus saja bergetar hebat menahan luapan sungai yang dipompa kegamangan. Ditatapnya dalam-dalam wajah jelita yang terpotret sekian tahun silam. Bibirnya komat-kamit mengucap entah, sebuah nama barangkali atau doa.

Ayah, ia seperti pohon kehilangan akar. Menunggu waktu menjadi usang dan mati. Wajar saja, wanita jelita itu yang telah berada di sisinya selama setengah abad ini. Wanita yang nyaris mati melahirkanku dan keempat saudaraku yang lain.

Diusianya yang sangat renta ini, ayah gampang sekali lelah. Tubuhnya yang makin ringkih ditambah beban rindu yang yang terus memenuhi hatinya membuatnya memilih berbaring pada sisi kanan kasur, tempat wanita jelita itu biasa terlelap.

"Ibumu adalah jalan ayah menuju surga. Ibumu yang ayah ingin temukan di sana kelak. Kau tau kan ayah tak bisa lama jauh dari ibu. Seluruh jiwa ayah ada pada ibu. Ayah tak bisa. Ini sudah terlalu lama," ucapnya dengan tatapan yang membuatku merinding. Pecahlah bendungan di pelupuk, kupeluk ayah erat-erat. Beradulah isak para perindu malam itu.

Hari ini terpaksa kutabur lagi bunga di atas nisan yang baru. Mengikhlaskan dua jiwa saling bertemu untuk saling melengkapi.
Sampai jumpa, Ayah, Ibu.

Selasa, 01 Maret 2016

Di Jalan Pulang

Langkah kian gontai
Diratapinya mendung
Pulang masih jauh
Sampaikah?

Tubuh gigil disulam rintik
Bibirnya memutih diwarna angin
Pulang masih lama
Bertahankah?

Hujan menyekapnya terlalu jauh.
Hingga darah menjadi beku
Pupil mengerut

Pulang,
Bertemu hangat pada nyala tawa

Namun rintik-rintik hujan kali ini mengaburkan radiasi tawa
Memutus jalan-jalan satu arah
Menjadikan kaku sebagai teman.

Pulang?
Tak sekarang.

Senin, 29 Februari 2016

Menjadi seorang Supporter

We love you Liverpool we do
We love you Liverpool we do
Ooh Liverpool we love you

Tulisan kali ini hanya akan menarik perhatian kaum pecinta bola. Buat kamu yang ngga ngerti boleh ikutan baca. Kalo ada yang ngga paham boleh tanya saya atau om google. Ngga peduli juga boleh. Haha

Saya adalah seorang supporter garis kenyal dari salah satu Big Club di EPL (English Premier League). Siapa yang ngga kenal LIVERPOOL? *colekanakbola
Klub bersejarah yang kerjaannya ungkit-ungkit sejarah kalo lagi ngedrop. Rival abadi Setan Merah* (read:Manchester United) Silakan tanya om google kalo ga percaya.

Minggu, 28 Februari 2016

Ngapain Ikutan ODOP?

Lah ngapain pake ikutan ODOP?
Apa susahnya sih nulis tiap hari?

Itu yang gue pikiran di awal ngeliat ada iklan ODOP di salah satu group nulis di Facebook. One Day One Post atau disingkat ODOP. Gimana enggak? Ngapain sih mesti sibuk sana sini gabung group beginian?

Pikiran polos nan absurd dicampur dangkal. Akhirnya gue gaya-gayaan dong liat postingan membernya, mau ngetes gitu. Ini misi berhasil apa kagak.

Hasilnya?
Etdaaaah! Rajin banget!

Trus gue ngaca dong? Gw stalking blog gue sendiri. Onde mandeee ... sekali semaunya aja postingan gue. Ada yg jaraknya ampe setahun, trus bulanan. Yang jaraknya sehari? Zero!

Gue mikir lagi. Gue NGAKU suka banget nulis tapi gue ga ngasih bukti. Gue NGAKU pengen banget punya buku sendiri tapi mana tulisan gue? KAGAK ADA. NIHIL.

Nah pas gue cek blognya Bg Syaiha, asli gue ketampar! Gede gaya doang gue. Hahah.

Ga pake pikir panjang, dengan mengucap Hamdallah eh Bismillah gue daftar di group kece ini. InsyaAllah gue bisa sadar diri, kalo gue belum berbuat apa-apa dan masih bisa bikin sesuatu.

Semangat Guys!

Minggu, 21 Februari 2016

Story Blog Tour ala KITA

Kali ini ia memperbaiki letak kacamatanya, lalu merapikan duduknya. Hijab ala artis-artis kenamaan, dengan kemeja yang sedikit longgar ditambah rok kembang itu membuatnya semakin menarik perhatian. Sesekali diambilnya lipstik dari tasnya untuk sekedar menambah polesan di bibir mungilnya. Oh sungguh, pandanganku tak mampu beralih.

Sabtu, 06 Februari 2016

The Last Word, an Early Story

Hatinya kini terus saja resah, entah apa yang terjadi. Ara merasa lelah setiap kali harus memikirkan kisah cintanya. Tentang Fauzan yang mulai memberi perhatian atau tentang Faris yang mulai membuat pikirannya teralih begitu saja.

Beberapa hari ini di kantor sikap Ara pun berbeda. Tak ada lagi kertas origami.

Jumat, 05 Februari 2016

Hijrah

Hijrah

Senja kali ini terasa berbeda, Ji. Tanganmu tak lagi menggenggam tanganku, mata sendumu tak lagi menatapku dengan syahdu. Tidak, semua tak lagi sama, Ji. Suatu kali, kita bersandar di bawah dua pohon kembar ini, orang kampung biasa menyebutnya pohon cinta. Mereka bilang pohon ini lahir bersama, tumbuh bersama, dan keduanya benar-benar mirip. Tak ada yang mau menebang pohon ini, toh siapa yang sanggup menebas cinta yang telah tumbuh lama? Waktu itu kulihat pandanganmu jauh menatap matahari yang kian dalam menyembunyikan sinarnya. Aku hanya memandangmu, tak kuhiraukan jingga yang dipuja banyak pujangga. Kau lebih dari romantisme senja, Ji.

Kamis, 28 Januari 2016

Deadline 26

Quaility time dengan Tuhan malam ini masih membicarakan si dia. Ini sudah tahun kedua aku serius membicarakannya. Bukan apa-apa, tapi waktuku tak banyak. Deadline hanya tinggal 6 bulan lagi, tepat ulang tahunku ke 26.
"Nah, Ina umur kamu bentar lagi 26 tahun kan? Kamu juga udah lulus S2. Tahun ini kamu harus nikah! Deal." Tepat enam bulan sebelum ulang tahunku, bukannya kado yang kudapatkan tapi tagihan hutang.

Rahasia Suara

           Malam ini kulangkahkan lagi kaki ke bangunan ini. Entahlah, masih ada yang mengerumun di pikiranku. Toh memang aku belum mendapatkan jawaban apa-apa.
Gelap. Pandanganku hanya dibantu oleh cahaya senter telepon genggam dan beberapa ingatan yang masih tersimpan saat beberapa kali aku ke sini.

Sabtu, 16 Januari 2016

Takut?

"Ji, katanya ada bom di deket rumah kamu?"  Lengkingan suara Rere di seberang telepon sana bisa buat gendang telinga trauma.

"Ih, gak teriak-teriak gitu bisa ga sih, Re?" Kujauhkan ganggang telepon sambil mengusap-usap bagian terluar telingaku.

Ya, kemarin sebuah petaka menimpa negeriku. Bom meledak di dekat salah satu kedai kopi ternama.

Minggu, 10 Januari 2016

Persimpangan

Pagi ini masih ada sisa pesta semalam. Ada sampah, baik di tanah ini juga di langit. Aku suka kembang api. Tapi semalam aku memilih untuk tetap fokus pada muhasabahku sendiri. Bagaimana timbangan pahala dan dosaku sekarang? Apakah sudah ada kemajuan? Disampingku, ada adik perempuanku yang masih nyenyak bergumul dengan mimpi. Entah jam berapa ia pulang setelah merayakan tahun baru dengan teman-temannya. Aku membiarkannya saja, toh kami punya keyakinan yang berbeda.