Senin, 26 Desember 2011

Surat Cinta Untuk Mama


Assalamualaikum wr.wb
Selamat Pagi, Ma!
Yaa aku selalu saja ingin melihatmu di kala aurora subuh itu datang, walaupun kau jauh lebih indah darinya, Ma. Oh yaa, apa kabarmu, Ma? Semoga kau selalu dalam lindungan Allah swt. Anakmu berharap tak ada senyum yang hilang dari bibirmu.
Ma, aku boleh bertanya ?
Tentu saja bolehkan?hehe, seperti apa rasanya saat melahirkanku? Kudengar kelahiranku adalah yang paling berat, mungkin karna aku anak pertama ya? Hmm, aku minta maaf ya ma, baru hendak menghirup udara saja, aku sudah menyusahkanmu. Apa kau pernah menyesal melahirkanku? Aku tahu jawabannya tidakkan,ma? Aku tahu, mama adalah perempuan terkuat yang pernah ada bagiku. Akupun mungkin tak bisa sekuat mama saat aku menjadi seorang ibu nanti.
Ma, tahukah kau, sebenarnya aku ingin sekali melarangmu saat kau beranjak di kala mentari menyingsing. Kulihat kau semakin kurus, tubuhmu lemah sudah. Ditambah lagi saat kau pulang, ahh tak sanggup aku mendeskripsikannya. Gontai aku meresapi kelelahanmu. Tapi aku tak sanggup untuk menegahmu, kegelisahanku sekejap hilang mana kala melihat semarak harapan indahnya masa depan yang terbinar dari matamu yang seakan-akan berkata, “Ini untukmu, nanda”. Berderai air mataku dalam kalbu yang kian terhanyut dalam kekaguman. Betapa beruntungnya aku terlahir dari rahim sucimu itu.
Ma, mungkin aku tak mengingatmu setiap waktu, seperti halnya kau selalu mengingatku, tapi dengarlah,ma, mungkin ini bukan kata-kata awam yang pernah terucap, bukan pula sajak yang terendap, ini adalah bongkahan rasa yang untuk orang sepertiku akan terasa kaku jika diungkapkan secara verbal, besar keinginanku untuk membahagiakanmu,ma.
Aku ingat saat kau mulai geram dengan segala tingkah lakuku dan adik-adik. Kami membuatmu menangis. Haah bodohnya aku yang telah durhaka kepadamu,ma. Dan yang paling membuatku meringis dalam sesalku adalah kau tetap menyuapi kami dengan tangan lembutmu, memanjakan kami dengan belaianmu, dan senyummu tiada memudar. Tak terlihat getir kekecewaan yang tersirat. Sekuat apakah hatimu Ma? Pasti lebih kokoh dari gedung pencakar langit, lebih kuat dari karang di pantai. Aku sungguh malu pada diriku sendiri.
Mereka bilang kau lebih cantik dariku, aku bangga sekali mendengarnya. Yah setidaknya aku tidak jauh beda denganmukan,ma?
Ma, kekuatan doamu itu rahmat dari Allah, indahnya seperti jingga di ufuk barat yang terpantul jelas di samudra. Sudah kurasakan sejak lama, namun baru ini kusadari. Maafkan aku,ma, maafkan aku yang belum bisa membahagiakan dan membanggakanmu. Ini aku,ma, genggamlah janjiku untuk terus berusaha dalam lindungan Allah dan doa jinggamu itu. Aku sudah bahagia denganmu sebagai Ibuku. Aku sayang Mama.
Wassalamualaikum



\Your Little Prncess

Annisa Fitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar