Rabu, 16 Maret 2016

Level Tertinggi Persahabatan

Ada yang bilang level tertinggi persahabatan itu bully-an. Aduh please, yang namanya bully-an itu ga pernah ada baiknya apalagi sama sahabat sendiri. Asli ga lucu.

Kita hidup bersosial karena manusia ga bisa hidup sendiria. Manusia itu tempatnya lupa dan khilaf. Jadi manfaatnya bully-an terhadap lupa dan khilaf itu apa? GA ADA.

Alangkah bahagianya punya sahabat yang dengan sopannya mengajak, “Sholat, yuk!” bukan yang, “Ceile alim bener lu!”

atau

“Katanya lu mau lanjut S2, belajar gih!” bukan yang, “Ngapain lu lanjut? Udah nyantai aja!”

Kita udah dibiasain sama hal-hal yang seharusnya ga dibiasain. Padahal siapa sih yang ga seneng disopansantunin sama orang? Tapi kita suka milih dikasari, dibully. So weird.

Sahabat itu punya porsi sendiri di akhirat. Bisa jadi syafaat bisa jadi mudharat. Syafaat bagi mereka yang selalu saling mengingatkan dan mudharat bagi mereka membiarkan kesesatan.

Ayo biasain yang baik biar hidup juga lebih baik. Bersahabatlah dengan baik, ingatkan yang baik, nasihati yang baik dan semua dilakukan dengan cara yang baik.

Dear, sahabat-sahabatku yang sedang berjuang memperbaiki diri. Uhibbuka fillah.

10 komentar:

  1. Sahabat yang baik. Mereka yang berani berterus terang dan membetulkan kesalahan kita, agar kita tidak terus hanyut dalam dosa.
    Mereka sampaikan kebenaran walau terkadang itu menyakitkan, tapi itu dilakukan demi kebaikan...

    BalasHapus
  2. oh..jadi rindu sahabatku yang bertebaran di seluruh nusantara... ^_^

    BalasHapus
  3. Semoga sahabat2 kita bisa jadi syafaat untuk kita nanti ya.. aamiin..😊

    BalasHapus
  4. Hmm benar. Saya tidak suka dengar bullyan meskipun bagi bullyer ITU adalah candaan. Ngga enak Kali Di hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selagi kita masih bisa bicara sopan, jangan coba2 yg lain 😄

      Hapus