Kamis, 03 Maret 2016

Pada Rintik Pahit

Sepagi ini gerimis datang untuk kutenun jadi penghangat
Mengingatkan sorot matamu di balik kacamata yang basah itu
Warnamu sungguh tiada luntur
Malah menguapkan raksi para pujangga

Namun tidak bibirmu.
Berucap bak obat terpahit
Tak kurang bahkan dicumbu ribuan rintik

Hujan jadi perisai
kau bersembunyi di balik deras
Melambai kata tak dipinta
Bahkan dingin hanya fatamorgana

Sungguh,
jika kau berbalik pada matahari lain
Kau akan tetap kedinginan.


Annisa Fitri,
Thailand, malam mengenang

3 komentar:

  1. mbak tulisannya aga kekecilan :')
    mbak kalo boleh aku tebak
    ini ceritanya kekasih yang rupanya menawan tapi kata2ny bikin jantung sperti dihujam pisau.. terus si kekasih ini pergi ninggalin kekasihnya.. dan (sang pembuat puisi) pun berujar, kalo "kamu gak bakalan dapat kbahagiaan yg sama spt saat b ada d sisi ku" wkwk heheheh

    BalasHapus
  2. Gerimis datang untukku tenun.

    Kerennya. :D

    BalasHapus
  3. Klo nisa udah berpuisi, aku selalu suka.

    BalasHapus