Senin, 28 Maret 2016

Penggerak Hati

Wajahnya mulai berubah sinis tatkala aku mengatakan hal yang sejujurnya. Matanya menyeringai bak baru bertemu mangsa. Padahal sudah kuminta untuk tidak marah, tapi kurasa dia gagal menahan amarah.

"Pembohong!" Itu yang terus ia mantrakan kepadaku. Aku hanya tertunduk lemah. Memang aku yang salah, aku tak memberitahukan padanya lebih dulu perihal 'kecelakaan' itu.

Ratna, perempuan itu adalah korban. Aku menemukannya tergeletak di tepi jalan dengan perut membuncit. Segera kubawa ia ke rumah sakit. Setelah memastikan itu mendapatkan perawatan, bergegas kucari pintu keluar. Namun takdir berkata lain, raungnya malam itu menahan langkahku seketika.

"Ayah ... Ibu ... aku ingin ikut kalian!"



#tobecontinued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar